Hidup itu harus kita pelajarin
sendiri, katakan bab mengeluh yang kita ambil dari sebuah penganalogian seorang
mahasiwa ketika mengeluh kepada dosen yang seenaknya sendiri ketika mengajar,
maksutnya dosen yang sering kali tidak jelas memberikan ilmu nya tetapi hanya
dan selalu memberikan perintah. Sebenarnya kalau kita mau berfikir luas
layaknya mahasiwa, kita tidak akan mengeluh, justru sebaliknya. Bukan nya
menyalahkan tapi coba kita berfikir, ketika kita duduk dibangku sekolah dasar,
memang guru dituntut untuk membuat kita paham dengan pelajaran yang ada di
sekolah dan mengingatkan kita untuk belajar tapi ingat ketika mahasiwa bukan
mekanisme seperti itu yang sebenarnya dosen
berikan ke mahasiswa nya melainkan mekanisme yang membuat kita untuk
belajar sendiri, jangan apa-apa kita diberi tahu dengan mudah dan selalu di
ingatkan. Mekanisme seperti ini yang terkadang dianggap sebelah mata oleh para
mahasiswa dan sebenarnya mekanisme inilah yang membuat kita bisa menjadi orang
yang dapat menyelesaikan masalah kita sendiri. Karena belajar tidak hanya dari
sekolah saja,yaa walaupun dasar-dasar tersebut yang semula diambil dari sekolah
dan dasar-dasar itulah yang mengajarkan kita untuk belajar sendiri, nantinya
dengan kebiasaan belajar sendiri dan membuat kita menjadi paham sesuatu dengan
sendirinya, kita jadi bisa melewati masalah dalam hidup dengan mencari jalan
keluar sendiri tanpa bantuan dari orang lain, yang pada hakekatnya sudah kita
lakukan sejak dulu, dulu sekali, ketika kita terlahir sendiri saat keluar dari
kandungan ibu dan anak kembar pun sebenarnya mereka terlahir satu per satu tidak bersamaan.
Ketika semua orang bisa melakukan hal tersebut kata-kata mainstream seperti
“hadapi dengan senyuman” tidak menjadi kata-kata sampah yang dijadikan sebatas
motivasi untuk diri masing-masing tapi nol besar pada prakteknya,alangkah
indahnya jika semua orang di dunia ini benar-benar bisa menafsir dan
mempraktekkan kata-kata “hadapi dengan senyuman” dengan benar, ya walaupun
terkadang masalah yang kita temui itu adalah kita tidak bisa mendapatkan apa
yang kita ingin kan tetapi setidaknya kita mendapatkan pelajaran yang kita
butuhkan.
Lupakan, kita sudah melenceng dari
kata mengeluh… Jadi, kenapa orang mesti mengeluh kalau dia susah mendapatkan cintanya,
ditolak, menunggu jawaban yang tidak pasti, atau di PHP alias pemberian harapan
palsu ? Coba kita kembali keungkapan “jangan bermain pisau kalau tidak siap tergores”,
kalau memang jatuh cinta dan ingin mendapatkan cintanya yaaa siap dengan resiko
yang, jangan jadi orang yang mau enaknya aja. Semua tindakan yang kita ambil
pun beresiko tapi kita bisa memilih resiko mana yang paling kecil alias kita sanggup
dengan resiko yang kita terima dan jangan dijadikan kesempatan untuk galau.
Galau itu luas, jangan dibuat seakan-akan galau itu hanya pengganti kata-kata
ketika hati remuk. Coba deh berfikir luas lagi, sebenernya yang menentukan
segalanya termasuk cinta itu diri kita sendiri selain yang kuasa-Nya ? Paham ??
Perlakuan yang keluar dari diri kita itu tidak luput dari yang namanya sugesti apalagi
kalau perilaku yang kita ingin kan akan merucut lagi ke sugesti dan keinginan.
Jadi, ketika hati remuk kenapa kita tidak bersugesti dan menginginkan untuk
tersenyum ? Kenapa harus galau yang keluar ?? Emmmm.. Apa mungkin naluri dari
diri sendiri atau perasaan kita sendiri yang merncanakan itu semua tanpa
perijinan dan sepengetahuan kita ??
Jelas tidak, Kalau bukan diri sendiri terus siapa lagi yang bisa
mengontrol diri kita sendiri, semua tindakan yang kita lakukan pasti sudah
terfikir terlebih dahulu tetapi itu tidak akan terjadi kalau kalian orang gila
alias orang yang dianggap tidak memilik akal atau pemikiran.
Suatu saat nanti jika kita
sudah memiliki usia yang sudah dikatakan layak untuk berkeluarga, ada beberapa
hal yang perlu kita lakukan yaitu kenali diri kita terlebih dahulu sebelum kita
mendapatkan orang yang akan mendampingi kita sehidup semati; dengan prasyarat kita
benar-benar bersugesti dan menginginkan hal tersebut.
Comments
Post a Comment